Nama
: Dieta Dwi
Rahayu
NPM
: 12112090
Kelas :
1KA20
Mata
Pelajaran : Ilmu Budaya Dasar # 3
CINTA
DAN KASIH
1.
Pendahuluan
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karya W.J.S Poerwadarminta,cinta adalah rasa sangat suka (kepada)
atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta
kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki
hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta.
2.
Isi
A.
Cinta
Kasih
Perasaan cinta dapat dirasakan tidak
hanya dirasakan oleh manusia dengan manusia tetapi dirasakan pula oleh manusia
dengan Tuhan-Nya, manusia dengan lingkungannya, dan manusia dengan hewan.
Cinta
samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai
berikut:
·
Cinta bersifat manusiawi
·
Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu
bersifat jasmaniah.
·
Cinta menunjukkan perilaku memberi,
sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta
juga selalu menyatakan unsur – unsur dasar tertentu yaitu:
·
Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu
kepada anaknya.
·
Tanggung jawab, adalah tindakan yang
benar – benar bedasarkan atas suka rela.
·
Perhatian, merupakan suatu perbuatan
yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka
dirinya.
·
Pengenalan, merupakan keinginan untuk
mengetahui rahasia manusia.
Menurut Dr.
Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan
cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
·
Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya
bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
·
Keintiman, yaitu adanya kebiasaan –
kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi,
sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
·
Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai
atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan
yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.
Dalam
kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau
juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk
cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
1. Cinta
kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening,
jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya.
Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua
tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan
kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya:
“Katakan1ah:
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS, Mi
Imran, 3:31).
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada
Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya
dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini
pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan,
semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua
wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang
membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
2. Cinta
kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah
sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagal sifat luhur lainnya.
Seorang
mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah
yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala
kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia. dan membawa
kemanusiaan dan kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.
3. Cinta
diri
Cinta diri erat kaitannya dengan
dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi
dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang
mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga
membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya.
Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri
ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna
bagi dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui
hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
4. Kepada
sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia
menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang
lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena
itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya
sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan
dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya
dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung
memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan
dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu
adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah
kepada orang-orang miskin dan tak punya dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri
sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian akan bisa
merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
5. Cinta
seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan
seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian,
dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi
kelangsungan hidup keluarga.
Dorongan
seksual melakukan suatu fungsi penting. yaitu melahirkan keturunan demi
kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari
keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi
ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu
pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan
tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual
yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri
manusia yang tidak diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang
diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan
dorongan tersebut dengan cam yang sah, yaitu dengan perkawinan.
B.
Kasih
Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus
umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih
sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari
cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka
di dalarn berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi
sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak
sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya. saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang,
misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih
sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang
menyebabkan seseorang menjadi morffinis, keberandalan remaja, frustrasi dan
sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi kurangnya perhatian dan kasih
sayang dalam kehidupan keluarganya.
Erich Fromm (1983:54) dalam
bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta,
yaitu:
·
Cinta Terhadap Allah
·
Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia
dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas
– batas manusia berdasarkan SARA.
·
Cinta Keibuan, kasih sayang yang
bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
·
Cinta Erotis, kasih sayang yang
bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus
sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan
hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak
mungkin timbul rasa kasih sayang.
·
Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai
diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa
seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
3.
Penutup
Kesimpulan
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karya W.J.S Poerwadarminta, cintaadalah rasa sangat suka (kepada)
atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta
kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki
hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta. Macam-macam
cinta, yaitu cinta terhadap Allah, cinta terhadap diri sendiri, cinta keibuan,
cinta persaudaraan dan cinta erotis. Kasih sayang menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA