Jumat, 05 April 2013

Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Cinta Kasih

Nama                   : Dieta Dwi Rahayu
NPM                    : 12112090
Kelas                    : 1KA20
Mata Pelajaran     : Ilmu Budaya Dasar # 3

CINTA DAN KASIH

1.      Pendahuluan
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta,cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta.

2.      Isi
A.    Cinta Kasih
Perasaan cinta dapat dirasakan tidak hanya dirasakan oleh manusia dengan manusia tetapi dirasakan pula oleh manusia dengan Tuhan-Nya, manusia dengan lingkungannya, dan manusia dengan hewan.
Cinta samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
·         Cinta bersifat manusiawi
·         Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
·         Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur  – unsur dasar tertentu yaitu:
·         Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
·         Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
·         Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
·         Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
·         Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
·         Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
·         Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
1.      Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya:
“Katakan1ah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS, Mi Imran, 3:31).
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
2.      Cinta kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagal sifat luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia. dan membawa kemanusiaan dan kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.
3.      Cinta diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
4.      Kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
5.      Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting. yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cam yang sah, yaitu dengan perkawinan.

B.     Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka di dalarn berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya. saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morffinis, keberandalan remaja, frustrasi dan sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
·         Cinta Terhadap Allah
·         Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
·         Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
·         Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
·         Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.

3.      Penutup
Kesimpulan
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cintaadalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta. Macam-macam cinta, yaitu cinta terhadap Allah, cinta terhadap diri sendiri, cinta keibuan, cinta persaudaraan dan cinta erotis. Kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Interaksi

Nama                 : Dieta Dwi Rahayu
NPM                  : 12112090
Kelas                  : 1KA20
Mata Pelajaran   : Ilmu Budaya Dasar # 3

MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR

 A.    Pendahuluan
Manusia tinggal di suatu tempat dengan mengenal berbagai macam yang ada di sekitarnya dengan berinteraksi satu sama lain. Manusia tidak dapat hidup sendriri maka manusia perlu berinteraksi. Manusia tidak dapat mengenal orang lain tanpa berinteraksi atau berkenalan terlebih dahulu, seperti manusia yang tinggal di suatu komplek perumahan pasti harus berkenalan dengan tetangganya satu sama lain agar saling kenal.

 B.     Isi
Manusia pada umumnya saling membutuhkan satu sama lain, membutuhkan pertolongan, membantu sesama dan lain-lain dengan saling mengenal. Intraksi tidak hanya sekdar berkenalan. Interaksi dalah suatu kebutuhan, kebutuhan manusia terhadap dunia sekitar diantaranya :
Kebutuhan jasmani: makan, minum, udara, pakaian.
Kebutuhan rohani: ketenangan, keselarasan, kepuasan, kesenangan.
Kebutuhan sosial: pergaulan, persahabatan, kasih sayang, simpati.

 1. Kebutuhan jasmani
Manusia membutuhkan oksigen dan energy untuk terus bertahan dan hidup tidak hanya dengan olah raga, tetapi manusia juga perlu makan, minum, menghirup udara. Misalnya, manusia membutuhkan seorang petani untuk membeli beras dan memasak nasi untuk dimakan, dan membeli baju untuk dipakai. Manusia tidak dapat hidup sendiri dengan menanam padi sendiri, membuat pakaian sendiri, manusia membutuhkan bantuan orang lain. Maka dari itu manusia membutuhkan interaksi.

 2. Kebutuhan rohani
Manusia pula membutuhkan tempat ketenangan yang indah, asri dan sejuk. Misalnya, manusia pergi ke tempat-tempat indah, seperti Puncak, Pantai, Bukit dan lain-lain untuk menenangkan pikiran. Tempat tersebut merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, maka kita harus merawat dan perlu bersyukur kepada-Nya.

 3. Kebutuhan sosial
Manusia adalah makhluk social. Manusia membutuhkan teman. Menurut DR. Johannes Garang, makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri. Karena itu, manusia perlu berinteraksi, berkenalan dengan orang lain, mencari teman, bergaul dan orang tua terhadap anak juga perlu interaksi yang kuat agar anak bias merasakan kasih saying dari orang tua.

 C.    Penutup
 Kesimpulan
Manusia pada umumnya saling membutuhkan satu sama lain, membutuhkan pertolongan, membantu sesama dan lain-lain dengan saling mengenal. Intraksi tidak hanya sekdar berkenalan. Interaksi dalah suatu kebutuhan, kebutuhan manusia terhadap dunia sekitar diantaranya :
Kebutuhan jasmani: makan, minum, udara, pakaian.
Kebutuhan rohani: ketenangan, keselarasan, kepuasan, kesenangan.
Kebutuhan sosial: pergaulan, persahabatan, kasih sayang, simpati.

 Daftar Pustaka