Nama
: Dieta Dwi Rahayu
NPM
: 12112090
Kelas
: 2KA15
Mata Pelajaran : Teori Organisasi Umum 2 # 2
PERILAKU PRODUSEN
A. Pengertiaan
1. Produsen
dan Fungsi Produksi
Produsen adalah
orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan. Orang
yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi
kebetuhan adalah konsumen.
2. Faktor
produksi
Sumber daya yang
digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor
produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya
alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam
diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam
maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai
faktor fisik (physical resources).
3.
Fungsi produksi
Fungsi yang menunjukkan
hubungan antara berbagai kombinasi input yang digunakan untuk menghasilkan
output. Asumsi dasar untuk menjelaskan fungsi produksi adalah berlakunya “the lawa of diminishing ret urns” yang
menyat akan bahwa apabila suatu input dit ambahkan dan input lain tetap maka
tambahan out put dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan
mula-mula menaik, tapi pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika input
tambahan tersubut terus menerus dit ambahkan. Jadi dalam ini ada 3 tingkat
produksi Tahap 1 : produksi terus bertambah dengan cepat
Tahap 2 : pertambahan
produksi total semakin lama semakin mengecil
Tahap 3 : pert ambahan
produksi total semakin berkuran
B.
Produksi
Optimal
Tingkat
produksi optimal atau Economic Production
Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan
meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya
biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang
dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan
memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC)
minimum. Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan
permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan
produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan.
1. Metode
EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Barang
yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat
permintaan.
b. Selama
produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat
produksi dikurangi tingkat permintaan.
c. Selama
berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan
selama pemenuhan.
2. Penentuan
Volume Produksi yang Optimal dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ)
Persediaan
produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya
permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume
produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan
pada tingkat biaya minimal. Menurut . Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan
besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi
kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk optimal
hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada
prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
·
Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai
dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan
produksi (i-up cost).
·
Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai
dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Ketika
biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum
produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri
bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari :
·
Biaya mesin-mesin menganggur
·
Biaya persiapan tenaga kerja langsung
·
Biaya scheduling
·
Biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya
penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung
dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar
apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya
penyimpanan diantaranya :
·
Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan
(termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
·
Biaya modal (opportunity cost of
capital)
·
Biaya keusangan
·
Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi
laporan
·
Biaya asuransi persediaan
·
Biaya pajak persediaan
·
Biaya pencurian, pengrusakan atau
perampokan
·
Biaya penanganan persediaan, dan
sebagainya.
C.
Least
Cost Combination
Least cost combination adalah menentukan kombinasi
input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin
dihasilkan telah ditentukan. Isoquant
atau Isoproduct curve adalah kurva
yang menunjukan hunbungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 input
variable dengan tingkat output tertentu.
Isocost
atau garis ongkos sama adalah kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat
diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah onkos tertentu. Untuk menggambar isocost ini harus diketahui uang yang
tersedia dan harga masing - masing faktor produksi atau input. Contoh :
dana tersedia Rp. 1000, harga tenaga kerja Rp. 20,-per unit, modal Rp. 40,- per
unit.
Untuk
dapat mencapai tingkat produksi maksimun dengan biaya optimal, jika isocost bersinggungan dengan kurva isoquant, syarat ini dapat ditulis
sebagai berikut :
Marginal Rate Of Technical
Subtitutions (MRTS) adalah jumlah satu input (x1)
yang harus ditambah , jika input yang lain(x2) dikurangi tingkat output yang
dihasilkan tetap , syarat diatas disebut juga Least Cost Combination.
D.
Macam-Macam
Ongkos dan Kurva Ongkos
1. Pengertian
Ongkos
produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi guna memproduksi output. Disamping pengertian
umum tersebut, ada 2 macam pengertian ongkos, yaitu:
a. Economic Cost,
yaitu ongkos yang dikeluarkan atas penggunaan semua faktor produksi untuk
menghasilkan output tertentu.
b. Accounting Cost,
yaitu ongkos yang pengertiannya hampir sama dengan economic cost, tetapi ongkos
disini dinyatakan secara tegas dalam pembukuan, sehingga ada istilah :
·
Explicit
cost,
yaitu ongkos-ongkos yang tercatat atau terlihat jelas dalam pembukuan.
·
Implicit
cost,
yaitu ongkos produksi yang tidak terlihat dalam pembukuan.
2.
Macam-macam Ongkos
a. Fixed Cost
(Ongkos Total Tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi
oleh tingkat produksi. Contoh : penyusutan, sewa, dsb.
b. Total Variabel Cost
(Ongkos Variabel Total) adalah jumlah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang
besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan. Contoh : ongkos bahan mentah,
tenaga kerja, dsb.
c. Total Cost (Ongkos
Total) adalah penjumlahan antara ongkos total tetap dengan ongkos total
variabel. TC = TFC + TVC.
d. Average Fixed Cost
(Ongkos Tetap Rata-rata) adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit
output.
AFC = TFC / Q , dimana Q = tingkat output
e. Average Variabel Cost
(Ongkos Variabel Rata-rata) adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap
unit output.
AVC = TVC / Q
f. Average Total Cost
(Ongkos Total Rata-rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap
unit output.
ATC = TC / Q
g. Marginal Cost
(Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena
bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.
MC = ∆TC / ∆Q = ∆TVC / ∆Q
3. Kurva
ongkos
Kurva
ongkos dibedakan menjadi:
a. Ongkos
Produksi Jangka Pendek
Dalam ongkos produksi jangka pendek perusahaan sudah
mempunyai peralatan-peralatan untuk produksi seperti mesin,gedung dan
tanah.Masalah yang perlu diperhatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan
baku,tenaga kerja dan lain-lain yang merupakan ongkos variabel.Jadi dalam
ongkos produksi jangka pendek ini terdapat ongkos tetap dan ongkos variabel.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
·
AVC minimum bila garis singgung kurva
TVC melalui titik origin.
·
ATC minimum bila garis singgung TC
melalui titik origin.
·
AVC dan ATC minimum bila keduanya
memotong MC.
b. Ongkos
Produksi Jangka Panjang
Dalam ongkos produksi jangka panjang,perusahaan
dapat menambah semua faktor produksi,Sehingga tidak ada ongkos tetap dalam
jangka panjang. Semua pengeluaran merupakan ongkos variabel. Normal 0 false
false false MicrosoftInternetExplorer4 Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik
digambarkan oleh kurve AC. Kapasitas 1 ditunjukkan oleh ACI,kapasitas 2
ditunjukkan oleh ACI2 dan kapasitas 3 oleh ACI3, dengan demikian pengusaha
mempunyai 3 alternatif kapasitas produksi beserta ongkosnya.
E.
Penerimaan
1. Pengertian
Penerimaan
(Revenue) adalah semua penerimaan
produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya. Macam-macam revenue sebagai berikut :
a. Total Revenue
(TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan output.
TR = P.Q dimana : P=Price / harga, Q= Quantity /
Jumlah barang
b. Average Revenue
(AR) adalah penerimaan per unit dari penjualan output.
AR = TR / Q = P.Q / Q = P Jadi AR = P
c. Marginal Revenue
(MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari penambahan
atau pengurangan satu unit output.
MR = ∆TR / ∆Q
Bentuk-bentuk
kurva TR, MR, AR tergantung dari jenis pasarnya sebagai berikut :
a. Pasar
Persaingan Sempurna, dalam pasar ini harga ditentukan oleh pasar.
b. Sifat-sifat
dari konsep revenue sebagai berikut :
·
Total Revenue naik pada saat Eh dari
kurva permintaan (AR) lebih dari 1 yang berarti penurunan harga 1 %, berakibat
kenaikan permintaan lebih dari 1 %.
·
Total Revenue maksimum pada Eh = 1.
·
Total Revenue turun pada saat Eh < 1
yang berarti penurunan harga 1 % berakibat kenaikan permintaan kurang dari 1 %.
Didalam
memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang
pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos
(cost) dan penerimaan (Revenue).
Hasil
total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang
dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P
2. Jenis-jenis
Penerimaan
a. Total
penerimaan (Total revenue : TR),
yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.
·
Pada pasar persaingan sempurna, TR
merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi
mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan
mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual.
·
Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR
merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat
menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat
cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun
(akibat pengaruh persaingan dan substansi).
b. Penerimaan
rata-rata (Avarage Total revenue:
AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang
dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan
jumlah satuan barang yang dijual.
c. Penerimaan
Marginal (Marginal Revenue :
MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit
output.
Dalam pasar persaingan
sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan
kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar
persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya
dapat berupa :
·
Positif
·
Sama dengan nol
·
Negatif.
Bentuk matematis secara
sederhana dapat ditulis :
TR = P x Q
P x Q
AR = TR : Q atau = P
Q
dTR
MR =
= TRn – TRn-1
dQ
F.
Keuntungan
Maksimum
Keuntungan maksimum adalah keuntungan penuh dari
output yang telah di produksi sebelumnya.
1.
Pendekatan Total
Laba Total (p) adalah perbedaan antara penerimaan
total (TR) dan biaya total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif
terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan
mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas. Dalam
menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut:
a. Keuntungan
maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan
ongkos minimum.
b. Keuntungan
maksimum terjadi pada saat MR = MC.
Hasil Penjualan Total,seluruh jumlah pendapatan yang
diterima perusahaan dari menjual barangjang diproduksikannja dinamakan hasil
penjualan total (TR:yaitu dari perkataan Total Revenue).Telah diterangkan bahwa
dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya
jumlah barang yang dijual perusahaan.Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR)
adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O.
Mencari
Keuntungan Dengan Pendekatan Total
Kurva
TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian.
Produksi mencapai diantara 2 sampai 9 unit kurva TC berada di bawah kurva
TR,perusahaan memperoleh keuntungan.Menentukan Keuntungan Maksimum dengan Kurva
Biaya dan Penjualan Total.Garis tegak di antara TC dan TR,garis tegak yang
terpanjang produksi adalah 7 unit,menggambarkan keuntungan yang paling
maksimum.Produksi mencapai 10 unit atau lebih kurva TC telah beada di atas
kurva TR kembali, perusahaan mengalami kerugian kembali.Perpotongan di antara
kurva TC dan kurva TR dinamakan titik impas (break-even point) yang
menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah sama dengan hasil
penjualan total yang diterimanya.Perpotongan tersebut berlaku di dua titik,yaitu
titik A dan titik B.
2. Pendekatan
Marginal
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat
penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC).Biaya Marginal (MC)
adalah perubahan biaya total perunit perubahan output. Secara matematis
dirumuskan:
Penerimaan Marginal (MR) adalah
perubahan penerimaan total per unit output atau penjualan.Hasil Penjualan
Marjinal,satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting
untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan
adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari
perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh
perusahaan dari menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannya.Dalam pasar
persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga hasil penjualan rata-rata
hasil penjualan marjinal.Kurva d() = AR0 = MRn menggambarkan kesamaan tersebut
pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 = MR0 menggambarkan kesamaan tersebut
pada harga Rp 6000.
Mencari
Keuntungan Maksimum Dengan Pendekatan Marginal
Pendekatan Biaya
Marjinal dan Hasil Penjualan Marjinal.Dalam jangka pendek terdapat empat
kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan
perusahaan),yaitu:
·
Mendapat untung luar biasa (untung
melebihi normal).
·
Mendapat untung normal.
·
Mengalami kerugaian tetapi masih dapat
membayar biaya berubah.
·
Dalam keadaan menutup atau membubarkan
perusahaan.
3.
Pendekatan Rata-rata
Hasil Penjualan
Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil
penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah
Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan.
Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga
barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang
dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan
dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.
Dalam
mencari keuntungan maksimum dengan pendekatan rata-rata,
yaitu menggabungkan antara pasar persaingan sempurna dengan persaingan pasar
tidak sempurna.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar