Minggu, 18 Mei 2014

Teori Organisasi Umum 2 : Permintaan dan Penawaran

Nama                 : Dieta Dwi Rahayu
NPM                   : 12112090
Kelas                   : 2KA15
Mata Pelajaran  : Teori Organisasi Umum 2 #

 PERMINTAAN DAN PENAWARAN

1. Pengertiaan
Permintaan adalah jumlah barang/jasa yang diinginkan dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dalam jangka waktu tertentu dengan menganggap factor yang mempengaruhinya konstan/tetap.
Penawaran sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual pada berbagai tingkat harga dan dalam waktu tertentu. Salah satu contoh penawaran dan permintaan adalah ketika pembeli ingin membeli sayur di pasar dan penjual sayur menawarkan barang dagangannya.
1. Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Hukum permintaan berbunyi : “Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang bersedia di minta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia di minta.” Pada hukum permintaan berlaku asumsi Ceteris Paribus. Hukum Permintaan akan berlaku, apabila terpenuhi syarat-syarat Cateris Paribus:
·    Pendapatan konsumen tetap
·    Kebutuhan konsumen tetap
·    Selera kosumen tetap
·    Harga barang-barang lain tetap
·    Tidak ada barang pengganti
·    Perubahan harga dianggap tidak akan berkelanjutan
·    Barang yang dibeli bukan merupakan barang Prestige
Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Hukum penawaran berbunyi: “Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan, sebaliknya semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang tersedia ditawarkan.” Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (Cateris Paribus).
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
2. Faktor yang mempengaruhi permintaan:
·    Perilaku konsumen / selera konsumen
·    Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
·    Pendapatan/penghasilan konsumen
·    Perkiraan harga di masa depan
·    Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
2. Faktor yang mempengaruhi penawaran:
·    Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
·    Tujuan Perusahaan
·    Pajak
·    Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
·    Prediksi / perkiraan harga di masa depan
1. Penentuan Harga Keseimbangan
Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
Harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
1. Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Pendekatan Cardinal (Cardinal Approach).
Asumsi yang beraku jika nilai guna dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif dan alat ukurnya adalah uang. Uang dapat digunakan sebagai alat ukur apabila uang dipandang sebagai subjek. Contoh: Semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang artinya barang tersebut mempunyai nilai guna yang sangat tinggi bagi kehidupannya, maka semakin besar pula kesediaan konsumen tersebut untuk mengorbankan uangnya, sebaliknya semakin rendah nilai guna barang tersebut akan semakin kecil pula kesediaan konsumen mengorbankan uangnya.
Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep, yaitu:
·    Kepuasan total (Total Utility) adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa.Hukum TU: Increasing Total Utility , artinya semakin banyak barang yg dikonsumsi persatuan waktu, semakin besar jumlah nilai guna (TU) yg diperoleh, sampai pada satu titik tertentu (titik kepuasan maksimal). Setelah titik ini tercapai penambahan jumlah barang yg dikonsumsi akan menimbulkan TU yg menurun.
·    Kepuasan tambahan (Marginal Utility) adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Hukum MU: The Law of Diminishing Marginal Utility , artinya semakin banyak suatu barang yg dikonsumsi pertambahan nilai guna (kepuasan) yg diperoleh dari setiap pertambahan 1 unit barang yg dikonsumsi akan menurun.
2. Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach).
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve dan budget line. Kurva indefference, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi dua macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Sedangkan Budget Line (Garis Anggaran) adalah suatu garis anggaran pengeluaran yg memperlihatkan hubungan berbagai titik kombinasi dari dua macam barang yg dikonsumsi dengan batas anggaran tertentu yg sama .
Keinginan konsumen dinyatakan dengan Indifference Curve (IC) dan kemampuan konsumen dinyatakan dengan Budget Line (BL). Secara teori keseimbangan konsumen terjadi ketika BL bersinggungan dengan IC.
1. Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.
1. Elastisitas Permintaan
Yaitu mengukur perubahan relative dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu factor yang mempengaruhinya (ceteris paribus).
Konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro:
·    Elastisitas Harga Permintaan (The Price Elasticity of Demand)
·    Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of Demand)
·    Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
1. Elastisitas Harga Permintaan (Ep)
Tingkat perubahan terhadap barang atau jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang atau jasa tersebut. Besar atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang disebut koefisies elastisitas permintaan. Elastisitas harga permintaan dibedakan menjadi 5, diantaranya:
·    Permintaan elastisitas sempurna
·    Inelastis
·    Elastis Uniter
·    Elastis Sempurna
1. Elastisitas Silang (Ec)
Hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Terdapat tiga macam respons perubahan permintaan, diantaranya:
·    Elastisitas silang positif. Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang B.
·    Elastisitas silang negatif. Peningkatang harga barang A menyebabkan turunnya permintaan barang B.
·    Elastisitas silang nol. Peningkatan harga barang A tidak mengakibatkan perubahan permintaan barang B.
1. Elastisitas Pendapatan (Ei)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan.
Jika pendapatan naik, maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
Faktor penentu elastisitas permintaan:
·    Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk mengganti barang yang bersangkutan.
·    Persentasi pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang tersebut.
·    Jangka waktu didalam mana permintaan itu dianalisa.
2. Elastisitas Penawaran
Elastisitas Penawaran adalah mengukur responsif penawaran sebagai akibat perubahan
harga. Angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang dibutuhkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.
Faktor-faktor yang menentukan elastisitas penawaran:
·    Jenis produk.
·    Sifat perubahan biaya produksi.
·    Jangka waktu.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar