Nama
: Dieta Dwi Rahayu
NPM
: 12112090
Kelas
: 2KA15
Mata Pelajaran : Teori Organisasi
Umum 2 #
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
1.
Pengertiaan
Permintaan adalah jumlah barang/jasa
yang diinginkan dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga
dalam jangka waktu tertentu dengan menganggap factor yang mempengaruhinya
konstan/tetap.
Penawaran sejumlah barang atau jasa yang
ditawarkan oleh penjual pada berbagai tingkat harga dan dalam waktu tertentu.
Salah satu contoh penawaran dan permintaan adalah ketika pembeli ingin membeli
sayur di pasar dan penjual sayur menawarkan barang dagangannya.
1.
Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan adalah hukum yang
menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga
dengan jumlah barang yang diminta. Hukum permintaan berbunyi : “Semakin turun
tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang bersedia di minta, dan
sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia
di minta.” Pada hukum permintaan berlaku asumsi Ceteris Paribus.
Hukum Permintaan akan berlaku, apabila terpenuhi syarat-syarat Cateris
Paribus:
·
Pendapatan konsumen tetap
·
Kebutuhan konsumen tetap
·
Selera kosumen tetap
·
Harga barang-barang lain tetap
·
Tidak ada barang pengganti
·
Perubahan harga dianggap tidak akan
berkelanjutan
·
Barang yang dibeli bukan merupakan
barang Prestige
Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan
antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Hukum penawaran
berbunyi: “Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia
ditawarkan, sebaliknya semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah
barang yang tersedia ditawarkan.” Hukum penawaran akan berlaku apabila
faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (Cateris Paribus).
1.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan dan Penawaran
2.
Faktor yang mempengaruhi permintaan:
·
Perilaku konsumen / selera konsumen
·
Ketersediaan dan harga barang sejenis
pengganti dan pelengkap
·
Pendapatan/penghasilan konsumen
·
Perkiraan harga di masa depan
·
Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
2.
Faktor yang mempengaruhi penawaran:
·
Biaya produksi dan teknologi yang
digunakan
·
Tujuan Perusahaan
·
Pajak
·
Ketersediaan dan harga barang
pengganti/pelengkap
·
Prediksi / perkiraan harga di masa depan
1.
Penentuan Harga Keseimbangan
Harga adalah perwujudan nilai tukar atas
suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai
tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah
harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara
otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik
antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan
penawarannya.
Harga keseimbangan dapat
diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan
kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar
merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di
mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika
keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan
lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan
harga.
1.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen dibagi
menjadi 2, yaitu:
1.
Pendekatan Cardinal (Cardinal
Approach).
Asumsi yang beraku jika nilai guna dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif dan alat ukurnya adalah uang. Uang
dapat digunakan sebagai alat ukur apabila uang dipandang sebagai subjek.
Contoh: Semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang dalam mengkonsumsi suatu
barang artinya barang tersebut mempunyai nilai guna yang sangat tinggi bagi
kehidupannya, maka semakin besar pula kesediaan konsumen tersebut untuk
mengorbankan uangnya, sebaliknya semakin rendah nilai guna barang tersebut akan
semakin kecil pula kesediaan konsumen mengorbankan uangnya.
Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari
dua konsep, yaitu:
·
Kepuasan total (Total Utility)
adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah
barang atau jasa.Hukum TU: Increasing Total Utility , artinya semakin banyak
barang yg dikonsumsi persatuan waktu, semakin besar jumlah nilai guna (TU) yg
diperoleh, sampai pada satu titik tertentu (titik kepuasan maksimal). Setelah
titik ini tercapai penambahan jumlah barang yg dikonsumsi akan menimbulkan TU
yg menurun.
·
Kepuasan tambahan (Marginal Utility)
adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa
yang dikonsumsi. Hukum MU: The Law of Diminishing Marginal Utility , artinya
semakin banyak suatu barang yg dikonsumsi pertambahan nilai guna (kepuasan) yg
diperoleh dari setiap pertambahan 1 unit barang yg dikonsumsi akan menurun.
2.
Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach).
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu
barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat
urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok
barang.
Pendekatan yang dipakai dalam teori
ordinal adalah indefference curve dan budget line.
Kurva indefference, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi dua macam barang
konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Sedangkan Budget Line (Garis
Anggaran) adalah suatu garis anggaran pengeluaran yg memperlihatkan hubungan
berbagai titik kombinasi dari dua macam barang yg dikonsumsi dengan batas
anggaran tertentu yg sama .
Keinginan konsumen dinyatakan dengan Indifference
Curve (IC) dan kemampuan konsumen dinyatakan dengan Budget
Line (BL). Secara teori keseimbangan konsumen terjadi ketika BL
bersinggungan dengan IC.
1.
Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah pengaruh perubahan
harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata
lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi
terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.
1.
Elastisitas Permintaan
Yaitu mengukur perubahan relative dalam
jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu factor yang
mempengaruhinya (ceteris paribus).
Konsep elastisitas yang umumnya dipakai
dipakai dalam teori ekonomi mikro:
·
Elastisitas Harga Permintaan (The
Price Elasticity of Demand)
·
Elastisitas Silang (The Cross Price
Elasticity of Demand)
·
Elastisitas Pendapatan (The Income
Elasticity of Demand)
1.
Elastisitas Harga Permintaan (Ep)
Tingkat perubahan terhadap barang atau
jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang atau jasa tersebut. Besar atau
kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang
disebut koefisies elastisitas permintaan. Elastisitas harga permintaan
dibedakan menjadi 5, diantaranya:
·
Permintaan elastisitas sempurna
·
Inelastis
·
Elastis Uniter
·
Elastis Sempurna
1.
Elastisitas Silang (Ec)
Hubungan antara jumlah barang yang
diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan
barang tersebut. Terdapat tiga macam respons perubahan permintaan, diantaranya:
·
Elastisitas silang positif. Peningkatan
harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang B.
·
Elastisitas silang negatif. Peningkatang
harga barang A menyebabkan turunnya permintaan barang B.
·
Elastisitas silang nol. Peningkatan
harga barang A tidak mengakibatkan perubahan permintaan barang B.
1.
Elastisitas Pendapatan (Ei)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan)
daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai
barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut
elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan
membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase
perubahan pendapatan.
Jika pendapatan naik, maka orang akan
membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila
pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang
berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas
tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau
superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut
berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas
terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
Faktor penentu elastisitas permintaan:
·
Tingkat kemampuan barang-barang lain
untuk mengganti barang yang bersangkutan.
·
Persentasi pendapatan yang akan
dibelanjakan untuk membeli barang tersebut.
·
Jangka waktu didalam mana permintaan itu
dianalisa.
2.
Elastisitas Penawaran
Elastisitas Penawaran adalah mengukur
responsif penawaran sebagai akibat perubahan
harga. Angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang dibutuhkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.
harga. Angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang dibutuhkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.
Faktor-faktor yang menentukan
elastisitas penawaran:
·
Jenis produk.
·
Sifat perubahan biaya produksi.
·
Jangka waktu.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar