Nama : Dieta Dwi Rahayu
NPM : 12112090
Kelas : 2KA15
Mata
Pelajaran : Teori Organisasi Umum 2 # 4
A. Analisis
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal, yaitu.
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal, yaitu.
·
Upah
atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
·
Pendapatan
dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
·
Keuntungan
perusahaan
·
Pendapatan
bunga selisih dari perusahaan
·
Pendapatan
sewa
B.
Model
Analisis dengan Variabel Investasi Tabungan
Model Analisis dengan variabel investasi tabungan
adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang
lebih banyak lagi, atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan
kepada komponen-komponen barang modal.
Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan
variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari
melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik.
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4
aspek sebagai berikut, yaitu :
·
Operasi keuangan pemerintah dalam
hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya.
·
Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap
kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah.
·
Dampak rupiah operasi keuangan
pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih
pada jumlah uang yang beredar.
·
Dampak Valuta Asing operasi keuangan
pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa
masuk bersih.
Terdapat sumber data untuk memperkirakan Investasi
dan Tabungan Nasional, yaitu :
·
Data Produk Domestik Bruto atas dasar
harga berlaku menurut penggunaan.
·
Neraca Arus Dana yang digunakan oleh tim
gabungan B.P.S., Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan.
Dalam menganalisis pertumbuhan Produk Domestik Bruto
terlihat adanya kecenderungan untuk lebih menggunakan data Produk Domestik
Bruto menurut penggunaan. Kalau kita menganggap bahwa perkiraan Investasi dan
Tabungan Nasional Bruto yang dihasilkan oleh Tim Gabungan B.P.S., Bank
Indonesia, dan Departemen Keuangan lebih mendekati kebenaran, maka seyogyanya
data statistik Produk Domestik Bruto menurut penggunaan yang dipublikasikan
oleh B.P.S. perlu diperbaiki.
C.
Angka
Pengganda
Bank
Indonesia dapat mengontrol dasar moneternya (Monetary Base = MB) lebih baik
daripada mengontrol cadangan devisanya (Reserve = R) .
M
adalah multiplier (angka pengganda) ,
yaitu seberapa besar perubahan penawaran uang M karena perubahan pada dasar
moneter MB . Besarnya multiplier uang lebih dari 1 disebut dengan high powered
money . Jika nilai m lebih dari satu (m > 1) akan mengakibatkan kenaikan
pada penawaran uang .
D.
Hubungan
Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran
1.
Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak
dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam
tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, Pengangguran friksional
dan pengangguran struktural.
Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi
pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita
menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara
kita. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya
taraf hidup di negara- negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber
daya, termasuk sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara
maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang
relative lebih rendah dari pada yang dilakukan di negara-negara maju karena
buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya
alam maupun sumber daya manusia.
2. Inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas
di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga
akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. b. Hubungan
antara Inflasi dan Pengangguran. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang
paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
3.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Masalah Inflasi dan Pengangguran. Setelah dalam sepuluh tahun terakhir laju
inflasi nasional mampu dipertahankan di bawah angka sepuluh persen, namun pada
tahun 1997 laju inflasi akhirnya menembus angka dua digit, yaitu 11,05 persen.
Laju inflasi tahun 1997 itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan inflasi 1996
yang 6,47 persen. Hal itu terjadi, di samping karena kemarau panjang, antara
lain juga akibat krisis moneter yang akhirnya melebar jadi krisis ekonomi.
Inflasi bulan Desember 1997 saja tercatat 2,04 persen. Dengan angka inflasi
11,05 persen, sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki
angka inflasi tertinggi di ASEAN.
Angka inflasi karena tidak seimbangnya antara permintaan dan penawaran
barang dan jasa. Ini membuktikan tingginya laju inflasi di negara kita lebih
banyak dipengaruhi sektor riil, bukan sektor moneter. Jika kita mengambil
kesimpulan mengenai masalah inflasi di Indonesia bahwa ternyata laju inflasi
tidak semata ditentukan faktor moneter, tapi juga faktor fisik.
Ada empat faktor yang menentukan
tingkat inflasi. Pertama, uang yang beredar baik uang tunai maupun giro. Kedua,
perbandingan antara sektor moneter dan fisik barang yang tersedia. Ketiga,
tingkat suku bunga bank juga ikut mempengaruhi laju inflasi. Suku bunga di
Indonesia termasuk lebih tinggi dibandingkan negara di kawasan Asia. Keempat,
tingkat inflasi ditentukan faktor fisik prasarana.
Melonjaknya inflasipun karena dipicu
oleh kebijakan pemerintah yang menarik subisidi sehingga harga listrik dan BBM
meningkat. Kenaikan BBM ini telah menggenjot tingkat inflasi bulan Juni 2001
menjadi 1,67 persen. Dampak ini masih terasa sampai bulan Juli 2001 yang akan
memberikan sumbangan inflasi antara 0,3-1 persen. Efek domino yang ditimbulkan
pun masih menjadi pemicu kenaikan harga lainnya. Diperkirakan inflasi tahun ini
tembus dua digit. Kebijakan kenaikan harga BBM per 15 Juni 2001, menjadi pemicu
kenaikan harga-harga kebutuhan pokok lainnya. Kenaikan BBM tersebut cukup
memberatkan masyarakat lapisan bawah karena dapat menimbulkan multiplier
effect, mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya yang dalam proses
produksi maupun distribusinya menggunakan BBM.
E.
Pengertian Uang
Peran
uang sebagai alat pembayaran banyak membantu masyarakat untuk memudahkan
transaksi. Masyarakat tidak perlu lagi melakukan barter . Berikut ini merupakan
pengertian uang menurut para ahli.
F.
Teori
Uang dan Motif Memegang Uang
Keynes
dalam teori Preferensi Likuidasi menjelaskan bahwa motif masyarakat dalam
memegang uang ada 3 macam . Formulasi dari ketiga motif tersebut adalah motif
transaksi , motif berjaga-jaga , dan motif spekulasi .
a. Motif
Transaksi
Pada pendekatan klasik , diasumsikan bahwa tujuan
setiap orang memegang uang adalah sebagai alat tukar . Keynes menekankan
komponen prmintaan uang ditentukan oleh tingkat transaksi setiap orang . Oleh
karena itu , semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka permintaan orang
tersebut terhadap barang atau jasa semakin tinggi pula .
b. Motif
Berjaga-jaga
Uang digunakan sebagai alat untuk menghadapi ketidakpastian
akan kebutuhan di masa mendatang . Keynes percaya bahwa jumlah uang yang
dijadikan alat untuk berjaga-jaga ditentukan oleh banyaknya transaksi yang
diekspektasikan di masa mendatang .
c. Motif
Spekulatif
Keynes juga sependapat bahwa uang merupakan alat
ukur kekayaan. Sehingga salah satu alasan seseorang memegang uang adalah untuk
alasan spekulatif.
G.
Bank
Sentral dan Bank Umum
1. Bank
Sentral
Bank sentral di suatu negara pada umumnya adalah
suatu instasi yang bertanggung jawab atas kbijakan moneter di wilayah negara
tersebut . Bank sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang ,
stabilitas sektor perbankan , dan sistem finansial secara keseluruhan .
Indonesia memiliki bank sentral dengan nama Bank Indonesia . Bank Indonesia
sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 23 Tahun 1999 adalah bank sentral
Republik Indonesia yang merupakan lembaga negara yang independen , bebas campur
tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya , kecuali untuk hal-hal yang
secara tegas diatur dalam undang-undang yang mengaturnya .
2. Bank
Umum
Bank umum merupakan jenis bank yang biasa kita kenal
dan paling sering kita jumpai keberadaannya di sekitar kita . Bank umum inilah
salah satu yang menjadi tanggung jawab pengawasan bank sentral . Menurut
undang-undang No. 10 Tahun 1998 , bank umum merupakan bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah , yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran . Dalam
kegiatannya , hendaknya bank umum tidak semata-mata mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya bagi pemilik , tetapi kegiatannya itu harus diarahkan pada
peningkatan taraf hidup masyarakat .
H.
Kebijakan
Moneter
Arus
uang di Indonesia diatur oleh Bank Indonesia (BI) . Jumlah uang yang beredar di
dalam negeri dipengaruhi oleh arus uang yang dikeluarkan oleh BI dan arus
barang dari luar negeri . Menjaga kestabilan nilai mata uang rupiah sangat
penting dilakukan agar kemampuan daya beli masyarakat tidak menurun . Lembaga
yang bertugas untuk menjaga kestabilan nilai rupiah adalah Bank Indonesia .
Dalam menjaga kestabilan nilai mata uang rupiah , BI dapat mwnambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat .
Kebijakan
moneter mrupakan suatu tindakan penyeimbang dari kebijakan fiskal . Instrumen BI
dalam melakukan kebijakan moneter diantaranya sebagai berikut.
Open
Market Operation (Kebijakan Operasi Pasar Terbuka)
Kebijakan
Operasi Pasar Terbuka adalah kebijakan moneter paling penting dan paling sering
dilakukan oleh bank sentral. Hal ini karena instrumen tersebut merupakan
penentu dari perubahan tingkat suku bunga dan dasar moneter , sebagai sumber
utama dari jumlah penawaran uang .
Terdapat
dua tipe dari kebijakan operasi pasar terbuka, yaitu sebagai berikut.
1. Kebijakan
Operasi Pasar Terbuka bersifat dinamis, yaitu kebijakan bank sentral dalam
upaya mengubah tingkat cadangan devisa dan dasar moneter.
2. Kebijakan
Operasi Pasar Terbuka bersifat menjaga atau defensive, yaitu kebijakan bank
sentral yang bertujuan untuk menghentikan pergerakan faktor-faktor tertentu
yang dapat mengubah cadangan devisa dan dasar moneter. Keuntungan Kebijakan Operasi
Pasar Terbuka dibandingkan dengan kebijakan lainya, yaitu sebagai berikut.
·
Bank sentral dapat mengambil inisiatif.
·
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka bersifat
fleksibel dan memiliki ketepatan sasaran yang baik .
·
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka dapat
dengan mudah diganti.
·
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka dapat
dilaksanakan dengan cepat , tidak memerlukan keterlambatan yang bersifat
administratif.
3. Kebijakan
Politik Diskonto
Kebijakan
Politik Diskonto adalah kebijakan dalam hal menjaga kestabilan nilai rupiah
yang dijalankan oleh bank sentral dalam mengatur tingkat suku bunga.
Pelaksanaan
kebijakan politik diskonto yang dilakukan oleh pemerintah dapat menimbulkan kerugian
terdapat dua kerugian yang signifikan dari kebijakan plitik diskonto yang
menyebabkan banyak dari para monetarist tidak merekomendasikan kebijakan ini ,
yaitu sebagai berikut.
·
Kepanikan pasar yang bersifat syok dapat
terjadi, ketika bank sentral mengumumkan perubahan tingkat suku bunga.
·
Ketika bank sentral menentukan tingkat
suku bunga pada suatu tingkat tertentu fluktuasi besar dapat terjadi.
4. Kebijakan
Cash Ratio
Penentuan
kenaikan cadangan kas minimum bank umum di bank sentral menyebabkan jumlah uang
yang ditawarkan kepada masyarakat menjadi turun. Begitu pula sebaliknya,
penurunan persentasi cadangan kas minimum dapat mningkatkan jumlah uang yang
ditawarkan di masyarakat.
Kelebihan
dari penggunaan Kebijakan Cash Ratio dalam mengontrol jumlah uang yang
ditawarkan, yaitu dapat mempengaruhi semua bank secara sama dan memiliki efek
yang besar terhadap jumlah yang beredar .
Dengan
berbagai kebijakan diatas , diharapkan pemerintah dapat menentukan berapa
besarnya jumlah uang yang harus beredar di masyarakat .
Sumber: